Buah Khas, Hidangan keluarga dan Warna 'Baik'. Mengapa Hal-hal Ini Penting saat Tahun Baru Imlek

Tradisi seputar Tahun Baru Imlek sering kali tertanam di kalangan keluarga yang merayakannya, baik dengan mengenakan pakaian berwarna oranye cerah atau menikmati es krim rasa durian.

LNY INDONESIAN FRUITS FOODS AND COLOURS.jpg

Certain foods and colours are considered meaningful for people celebrating Lunar New Year. Credit: Supplied/Getty Images/Constantine Johnny/fongfong2

Poin utama
  • Acara kumpul keluarga kerap menjadi acara utama perayaan Tahun Baru Imlek.
  • Komunitas dan keluarga yang berbeda menandai peristiwa ini dengan ragam hidangan penuh makna yang berbeda pula.
  • Makanan dan warna tertentu dianggap membawa rejeki dan kebahagiaan.
Seperti juga yang terlihat saat perayaan hari raya seperti Natal dan juga tahun baru kalender Masehi, perayaan Tahun Baru Imlek sering kali diwarnai dengan berkumpulnya keluarga dan teman.

Meski ada makanan yang menjadi makanan pokok selama acara tersebut - yang dimulai pada 10 Februari - seperti siomay dan ikan, seringkali ada hidangan yang menjadi ciri khas setiap keluarga yang merayakannya, terutama di kalangan masyarakat Tionghoa.

Feli Widagdo adalah WNI keturunan Tionghoa yang telah tinggal di Sydney selama 15 tahun terakhir. Ia akan merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga besarnya di Jakarta, momen spesial yang jadi saat munculnya "hidangan terbaik".

“Biasanya kalau yang si Tante ini terkenal nih, suka bawa bakso lohua, yang bakso giling dari babi sama jamur itu,” ujar Widagdo.

“Nanti yang si Tante [lainnya] ini, misalnya memang udah terkenal, suka bawa daging babi panggang, nah mereka bawa lah tuh babi panggang, babi bakar gitu.

"Mereka selalu bawa hidangan spesial mereka, dishes that they’re experts on,” ungkapnya, dengan menambahkan bahwa mie juga jadi salah satu hidangan yang selalu ada sebagai penanda umur panjang.
Multi generation family celebrates Chinese Traditional New Year with a prosperity toss or “Yee Sang”
Noodles are believed to symbolise longevity in Chinese tradition. Credit: Koh Sze Kiat/Getty Images
Bagi mereka yang tinggal di Australia tanpa anggota keluarga dekat, dan tidak dapat kembali ke tanah air untuk merayakan Tahun Baru Imlek, berkumpul bersama teman sering kali menjadi tradisi utama perayaan ini.

“Jadi kita banyak ngerayain dengan teman-teman baik juga, sebagai family ke dua kita di Australia,” ujar Ferdinan Tanzil, pria Indonesia keturunan Tionghoa yang pertama kali datang ke Sydney pada tahun 1997 untuk berkuliah.

Kini, menjadi ayah dari dua anak, Ferdinan menurunkan tradisi tahun baru ini ke keluarga kecilnya, sebagaimana tradisi yang diingatnya ketika masih kecil.

“Selalu ingat red pocket yah, angpao-nya. [Dan] selalu malam sebelum Lunar New Year itu adalah family gathering," ungkapnya.

"Kita selalu dinner dengan semua keluarga yang mungkin kita lama nggak jumpa,” ujarnya. “Family gathering dan red pocket.”
Family gathering and red packet. Itu yang paling saya ingat dari Tahun Baru Imlek saat kecil.
Ferdinan Tanzil

Pentingnya warna

Warna merah dianggap sangat membawa keberuntungan, Dr Pan Wang - dosen senior Chinese and Asian Studies di University of New South Wales - menjelaskan.

“Jadi selain Anda melihat banyak dekorasi berwarna merah, sudah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa untuk memberikan amplop merah kepada anak-anak sebagai cara merayakan tahun baru dan merayakan pertumbuhan mereka,” ungkapnya.

Namun, merah bukanlah satu-satunya warna simbolis selama perayaan ini. Ada beberapa warna lain yang diyakini membawa kebaikan dan sebaiknya ada dan ditunjukkan pada momen penting seperti saat tahun baru.

“Warna merah sama gold. Biasanya orang-orang suka kombinasi pakai baju yang warnanya harus ada merah sama gold-nya,” ujar Widagdo, menambahkan bahwa orang keturunan Tionghoa selalu mengenakan warna-warna ini saat tahun baru karena dianggap membawa kebahagiaan, keberuntungan dan keberlimpahan.

Buah-buahan khas saat perayaan Tahun Baru Imlek

Oranye terang adalah salah satu warna lainnya yang juga dianggap sebagai 'warna baik'.

Maka tidak mengherankan jika jeruk mandarin, buah dengan warna oranye mencolok dan bentuknya yang bundar, umum dianggap sebagai tanda .

“Warnanya bagus, rasanya enak, gampang dibuka, terus musimnya sama dengan Chinese New Year,” ujar Widagdo.

“Orang-orang pakai buah ini buat simbol juga; this is Chinese New Year's fruit, buat kita bagi-bagian, kita put in the display on the table buat family sharing.”
Basket of Fruits for Spring Festival
Basket of fresh seasonal fruits decorated with red bow prepared for spring festival in Chinese tradition. Source: iStockphoto / DragonImages/Getty Images/iStockphoto
Widagdo menambahkan bahwa selain jeruk mandarin, ada beberapa buah lain yang juga jadi bagian dari kebiasaan Tahun Baru Imlek keluarganya.

“Nanti kita pasti ada aja, rambutan lah, lechi, bawa durian lah,” ungkapnya.

“Tapi memang karena keluarga suka durian, mereka juga bawa durian.”


Meski mungkin dianggap aneh oleh sebagian orang, durian - buah berduri dan berbau tajam yang berasal dari Asia Tenggara - merupakan salah satu hantaran atau hadiah spesial saat Tahun Baru Imlek.

bahwa harga buah ini melonjak di Vietnam karena tingginya permintaan dari China menjelang Tahun Baru Imlek.

Buah tropis ini dianggap mengundang keberuntungan dengan duri-durinya yang menunjuk ke berbagai arah.

Tanzil berbagi sentimen serupa. Ia dan rekan bisnisnya yang berdarah Tionghoa-Malaysia, Alex Liu, merasakan keberuntungan datang dari buah durian.
Alex and Ferdinan's Musang King Durian ice cream.jpg
Alex and Ferdinan's Musang King Durian ice cream brought fortune to them. Credit: Supllied/Moo'ed
Tanzil dan Liu membuka toko es krim - yang menawarkan rasa khas Asia Tenggara - pada bulan November 2021 di Gordon, NSW.

Bisnis ini dibuka ditengah ketidakpastian pascapandemik.

Meski perjalanannya tidak selalu mulus, es krim durian Musang King mereka selalu banyak dicari terlebih saat menjelang Tahun Baru Imlek.

“Warnanya durian itu ‘kan warna emas yah, gold, dan itu sangat connected sekali dengan Lunar New Year,” ungkap Tanzil.

“Jadi kita pasti sebelum Imlek, ada durian. Itu sudah pasti.

“Karena kita tahu orang banyak yang mau beli buat family gathering,” ujarnya, menambahkan bahwa 100 kemasan es krim durian pernah laku secara online dalam waktu kurang dari 15 menit.
Alex Liu (L) and Ferdinan Tanzil at their ice cream shop.jpg
Alex Liu (L) and Ferdinan Tanzil opened the door of their ice cream shop in November 2021 amid post-COVID uncertainty. Credit: SBS Indonesian
As for Liu, durian touches him on a more personal level.

“So my family had 11 acres of durian farm in Malaysia. We have the fruit, and the rest is made into cakes," he recalled.

Sementara bagi Liu, durian memiliki makna yang lebih personal.

“Jadi keluarga saya dulu punya 11 ekar lahan durian. Kita makan buahnya, dan sisanya dibuat untuk kue. Jadi Tahun Baru Imlek saya selalu tentang durian dan keluarga dan teman-teman.
So my Lunar New Year has always been about durian and family and friends.
Alex Liu
“Itulah ingatan saya tentang durian sampai suatu saat, saya kira ketika saya berumur 11 tahun, saya berhenti makan durian karena sudah muak,” akunya, dan menambahkan bahwa dirinya mulai memakan buah ini lagi sekitar enam tahun yang lalu.

“Tetapi menurut saya yang lebih penting, durian adalah masa kecil saya.”

Sukses dengan es krim rasa buah-buahan lainnya yang memiliki makna baik dalam tradisi Tionghoa, seperti Lychee dan calamansi, Tanzil dan Liu tertantang untuk mengolah jeruk mandarin sebagai proyek mereka berikutnya.

Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di dan jangan lewatkan kami.

Share
Published 10 February 2024 1:33am
Updated 10 February 2024 1:40am
By Tia Ardha
Presented by SBS Indonesian
Source: SBS


Share this with family and friends